dilapis iring-iringan awan yang pecah serupa napasku
saat memanggilmu
sore di Barito, kolam ikan perlahan kita kunjungi padahal senja sedang lupa kepada jeda. Mungkin karena jeda sedang bermain di antara kita
sore di tempat ini tak meneduhkan hatiku. Hanya menemaram di mata, memudar di dada, menghangat di ujung-ujung jemari. Kaukah itu?
sore seperti ini terlalu ramai, semacam lagu pertamayang tak ingin kunyanyikan tapi kau terlanjur membuatnya demikian merdu
saat memanggilmu
sore di Barito, kolam ikan perlahan kita kunjungi padahal senja sedang lupa kepada jeda. Mungkin karena jeda sedang bermain di antara kita
sore di tempat ini tak meneduhkan hatiku. Hanya menemaram di mata, memudar di dada, menghangat di ujung-ujung jemari. Kaukah itu?
sore seperti ini terlalu ramai, semacam lagu pertamayang tak ingin kunyanyikan tapi kau terlanjur membuatnya demikian merdu
dan
sore itu aku berkata “Maukah kau menjadi pacarku?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar