HASIL GUA NGEBLOG DAN SEDIKIT PERCAMPURAN BLOG LAIN

Sabtu, 16 Maret 2013

Aku, pemilik rindu itu


Assalamualaikum cinta…
Nafasmu masih tetap aku jaga. Seperti dedaunan yang setia pada embun subuh.
Ketika suka berhasrat rindu, padamulah aku bergantung, dengan banyak harap yang mencumbu disetiap detik waktu. Akulah pemilik rindu itu. Akulah pemilik doa yang setiap saat aku lepaskan kemudian ditiup sapaan angin malam.
Cinta.. Keadaan apapun itu aku masih berdiri sendiri, dengan segenap harap yg panjang, aku mencerna setiap keluguan hati bahwasanya aku merindukan sosokmu dalam tidur atau bahkan dalam keadaan susahku.
Rindu…. Sesakit itukah kau menusuk sukma? Hingga pada akhirnya aku terkapar sendirian ditengah keheningan.
Kau pernah memasuki palung hati, mengetuknya perlahan dengan tulus, hingga akhirnya Tuhan menjodohkan perasaan ini. Dengan ribuan jarak yang membentang, denga alunan suara adzan setiap waktu, kamu masih menjelma beberapa isyarat.
Kini kamu hanyalah rindu yang tertanam dalam segala tetek bengek perasaan ini. Subuhku, dzuhurku, asharku, maghribku, dan isyaku, masih kuselipkan namamu dalam doa.
Aku berjalan sendiri menatap arah dan laju ke depan gerbang masa depan. Berharap sosokmulah yang akan aku temui. Ada cinta disana, yang seharusnya kita peluk bersama. Ada sayang disana, yang semestinya kita jadikan simbol berdua. Dan ada rindu disana, yang sekiranya menjadi madu dalam mengecap jarak.
Lihatlah disini, ada perempuanmu yang masih menaruh seperangkat rindu menderu. Menginginkan kenyataan yang pernah kita bangun dalam mimpi dan harapan.
Saat itu pula, kamu seperti sebuah keajaiban yang melekat dalam satu tubuh, yang berirama dalam syahdunya hari-hari yang Allah berikan untuk umat-Nya.
Aku belajar memahami setiap yang ada. Aku mencerna dalam benak kehampaan. Jika Tuhan menghendaki, biarlah aku disini mati karena rinduku tak bertepi. Karena cintaku tak bertuan. Biar saja Tuhan memutarkan perasaan ini, hingga mataku selalu basah.
Berbahagialah bahwa kita pernah disatukan dalam suatu waktu. Bahwa kita pernah tertawa di sebuah tempat, bahwa kita pernah bergandengan di suatu keadaan.
Namun saat ini, kau hanyalah bayangan yang seakan-akan harus ku kejar hingga ujung dunia. Kau sulit ku raih, langkahku tertahan. Aku mati rasa.
Mereka menahan langkahku, mereka menarik posisiku sebagai perempuanmu.
Mereka memelukku untuk jauh darimu.
Dan mereka mencoba menghapus namamu dalam ingatanku.
Lelakiku, bangunlah. Aku disini cukup terpukul dengan segenap rasa pahit. Haruskah aku memecahkan gelas nasibku disini agar aku bisa mendekapmu dalam satu?
Aku malu pada Tuhan yg selalu tahu isi hatiku. Aku seperti orang jaddab terhadap sesuatu. Aku yang selalu dikuasai alunan tentangmu. Haruskah aku membunuh dan memutilasi perasaanku sendiri demi mereka?
Lelakiku, disinilah aku merindukanmu. Meskipun kau jauh dalam pandangan mata, namun hatimu dekat dalam pandangan hati.
Dengan segenap rasa rindu, aku ingin terlelap dengan senyum. Kemudian malaikat menimangku dengan kumpulan doa-doa.
Darinya temanku di JOGJAKARTA

Langit sore Jogjakarta


Sore ini saya berada di kota gudeg. Berjalan keliling menaiki sepeda motor, menikmati jalan-jalan sore bersama teman saya. Semilir angin meniup wajah saya. Ahh.. saya suka sekali suasana seperti ini. Saya memandang ke atas langit.

Di atas sana langit cukup cerah dan bersahabat.

Saya tersenyum kecil kepadanya, mengedipkan mata pada matahari sore yang menjelang tenggelam. Saya teringat sesuatu, tiba-tiba ada satu rindu dibenak saya. Entah kepada siapa yg saya rindukan (lagi).

Namun rindu saya ini murni untuk seseorang, saya mencintai suasana jogjakarta pada sore hari. Jalanan ramai, tempat-tempat makanpun mulai buka. Di sepanjang jalan kaliurang, saya masih menatap langit. Saya suka ketika saya harus main mata dengan langit. Karena disitulah saya merasakan rindu. Dan maksud hati ingin disampaikan lewat angin ataupun lewat awan yg berjalan jika saya pandang.

Saya merindukan seseorang.
Saya merindukan seseorang.
Saya merindukan seseorang.

Langit sore jogjakarta, meskipun kau tak tahu siapa yg saya rindukan, tapi saya meminta. Sampaikan rindu ini kepada seseorang nan jauh disana.
Langit tak bisa saya rengkuh, tapi setidaknya langit dekat dengan Tuhan. Maka dari itu, Tuhan pasti tahu maksud hati saya.
Sekali lagi, saya merindukan seseorang dalam suasana langit sore di Jogjakarta :)

"Kota Paling Istimewa di Pulau Jawa"