HASIL GUA NGEBLOG DAN SEDIKIT PERCAMPURAN BLOG LAIN

Minggu, 30 September 2012

Penitipan apa Pendonoran ini ? Hah ?

Iya, bercintalah dengan realita. Itu yang aku tau dan aku dapatkan dari sekian banyak bekas hati yang dibaret dan membaret di lembar harian yg sudah ditutup. Setiap kita pasti merasa "YAK! Dia orangnya! Dia yang gue cari selama ini!" setiap kali kita menitipkan hati sama orang. tapi kenyataannya, gak semua penitipan hati berakhir aman. Ada yang kemalingan dan dibiarin aja sama yang dititipin, ada yg Kemalingan walopun sudah ada usaha untuk mengamankannya, ada yang dijual, ada yang dititipkan lagi oleh si penitip, bahkan ada yg dikembalikan lagi ke si pemiliknya. Dikembalikan lagi ke si pemiliknya juga dalam kenyataannya bermacam-macam. ada yg kondisi nya masih bagus, ada yang sudah bocel-bocel, ada yg betul-betul berantakan. Tapi ya balik lagi, mungkin kita yang salah pilih penitipan hati. Dan kalau saat ini ada hati yang sedang dititipkan ke kita, mungkin saja itu hati recycle atau hati KW yg sebelumnya sudah hancur gara2 dititipkan ke orang lain. Sebagai penitipan hati yg baik, harusnya kita masabodo sama hal itu. yg kita tau, kita harus jaga hati ini baik2.

Ah, tapi kalo gue sih ogah nitipin hati. Kasihin aja sekalian sama orangnya yg tepat. biar ga dibalik-balikin lagi. Setahun yg lalu, gue nitipin hati sama seorang. dia juga nitipin hati di gue. kita saling titip-titipan yg hanya bermula dari tatap-tatapan.. sampe kita tahu satu sama lain ga ada lagi tutup-tutupan. berjalan dengan baik, sampe kita sadar ada beberapa hal yg bikin proses titip-titipan tadi harus udahan, dan kita udah daridulu sepakat harus balikin hati masing-masing dengan 'Baik-baik'. Bener ga sih kalo udahan dengan baik-baik itu lebih ribet drpd udahan karna diselingkuhin? kalo diselingkuhin ya jelas tujuannya. Kalo baik-baik itu apa coba?? kalo baik-baik kenapa harus udahan?? ya karna ada beberapa perbedaan kecil yg akan berimbas besar pada diri gue dan dia. Gue bilang sama dia kalo semua bakal baik-baik aja. Gue berdoa tiap malam buat dia dan keluarga. Mencoba pura-pura acuh di awal supaya dia pun begitu, dan, caraku ini cukup ampuh.

Dia berada di puncak hidupnya. Karier nya mengalami titik tertinggi, Sekolahnya sesaat lagi tamat, Keluarga nya mendukung, dan yg melengkapi itu semua adalah, dia punya pacar baru. Iya, dia menitipkan lagi hati nya ke penitipan lain. dan. saya. turut. bahagia. Akhirnya dia menemukan yg lebih baik dari gue. Bukan karna gue ini baik, tapi gak semua orang bisa begitu. ibaratnya dia melakukan progres yg baik. dan saya yg masih jomblo pun ikut senang. ga ada rasa jealous sama sekali. hanya ada sedikit rasa "Syitmen! gue kalah cepet.. haha gue kapan ini punya pacar? kampret emang haha" ada kalimat seperti itu di kepala ku. aku mencoba mengajak diriku sendiri bercanda. aneh ya? hehe.. aku menggelitik perutku sendiri..

Tapi postingan ini bukan tentang hati yang pernah dititipkan di aku, bukan! ini Tentang hati yang baru saja di donasi kan ke aku. aku sudah pensiun membuka usaha penitipan. sekarang aku bekerja jadi petugas donor di sebuah puskesmas kecil. disini ga bakal ada orang datang untuk menitip lagi! hanya ada orang yg minta kesembuhan! ada orang dateng ingin mendonor darahnya. ya aku bantu. Donor darah itu hasil darahnya akan diberikan pada orang yg membutuhkan. biasanya yg darahnya perlu diganti krn bbrp hal medis yg aku sendiri gak ngerti. iya, aku bukan anak kedokteran. Tapi aku tahu caranya mengambil darah meskipun aku bukan edward cullen. bosan menunggu pendonor lain, tiba-tiba datang seorang 'Young Lady' dengan rambut panjang yg tampak lebih mudah terurai ketimbang styrofoam yg tidak di daur ulang itu.. berjalan dengan cardigan dan flatshoes nya itu. Gadis itu duduk di depan meja donorku. 

"Mas, saya mau donor.." kata nya sambil menatap mataku.

aku yg tampak bengong menatap kosong ke mata nya, tak menjawab pernyataan dia tadi.

"Mas, saya mau donor..! haha.. mas kenapa sih? haha.." katanya lagi dengan intonasi lbh tinggi tapi bercanda..

"ohh, haha iya mbak.." aku yg masih agak terpaku tadi langsung mengambil alat pengukur Tensi darah, jarum, selang, kantung darah, alkohol, kapas, dll.

proses pendonoran darah itu akhirnya selesai. Gadis mungil berflatshoes tadi pun pulang sebelum kami bertukar pengetahuan tentang nama dan jejaring lain yang ia miliki.

Esaoknya ia datang lagi untuk mendonor darah, begitu terus selama beberapa bulan. Sampai suatu saat aku nanya "Kamu kenapa donor darah terus sih?"

"hehe gaktau.. emangnya darah yg aku donorin ini buat siapa sih?" tanya nya.

"hmm, ini mungkin buat pasien yg abis cuci darah kali.. hahaha gatau juga sih aku.."jawabku ragu.

"Oh, berarti itu sakit apa ya? kan system tubuh kita katanya ada pencuci darah alami nya.." Jawabnya lagi dengan nada agak ragu tapi sotoy haha..

"ohya? apa emang?" aku yg bener2 gatau.

"hmm, kalo gasalah sih hati.." jawabnya dengan ragu karna ia bukan anak IPA katanya pas SMA dulu.

"oh gitu.. yaudah daripada ribet bolak balik donorin darah buat dicuci, kasih aja pencuci nya langsung.." kataku yg juga bukan anak IPA dulu.

Dan kemudian dia mendonasikan hatinya ke aku, aku pun memberikannya ke dia. kami bertukar, bukan saling titip-menitip. karna kami tau hati ini ga bakal dibalikin. Tapi namanya juga masa depan, selalu penuh misteri. gaktau sampe kapan bisa baik-baik aja.. tapi aku selalu coba.. doain aja.. :)

Terimakasih,kamu sudah percaya untuk memberikannya ke aku. Terima kasih buat kesempatannya. Terimakasih film "Act Of Valour" yg sudah menjadi penghibur aku dan dia malam itu. Terimakasih Kain selendang pink-keungu-unguan miliknya yg sudah membungkus tubuh mungilnya dan memperindah dia malam itu. Terimakasih wedges berwarna coklatnya yg membuat aku mudah merangkul pundaknya malam itu. Terimakasih mbak penjaga toko bunga yg sudah memilihkan dan membungkus bunga yg akan aku berikan ke dia malam itu, dan mbak penjaga toko bunga itu juga berkata padaku selepas aku keluar tokonya, ia berteriak "Mas, semangat ya! semoga berhasil! aku doain diterima !" Aku senyum karna baru kali itu aku memberikan bunga ke cewek. Sekali lagi terimakasih kamu. :)

Sabtu, 29 September 2012

Malaikat Juga Tahu

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku

Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri

Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Hampamu tak kan hilang semalam

Oleh pacar impian...
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya

Kamis, 20 September 2012

Sebuah perjalanan yang tak akan usai dan terlupakan


Ini sebuah cerita tentang seorang teman gua Allilah Syfa Amirah (perempuan) yang sangat kreatif dalam hal-hal unik, seorang wanita yang ingin masuk Universitas Indonesia, seorang wanita yang ingin mengambil jurusan HI (kalau yang ga tau HI itu Hubungan Internasional) sangat wah.. bukan ?? Jarang sekali gua mendengar bahwa teman gua akan ada yang mau mengambil jurusan ini. Baiklah, langsung baca sajalah Awal gua bertemu, Berkenal dengan menjemput dia pakai vespa, beat, sogun dan ga ada yang berhasil karena dia di jemput ayahnya mulu, Jalan jalan naik vespa nyari kantor tantenya di sudirman, Ke atas mall metropolitan lalu di usir satpam, Dorong vespa (trimy) gara gara kehabisan bensin, sampai akhirnya "waktu yang memisahkan kita karena sebuah prestasi".

Awal bertemu memang agak kurang jeggggger.. gitu deh? mengapa demikian? Pada saat gua mengikuti sebuah lembaga les di salah satu tempat belajar yang dikenal NF gua mempunyai teman, sebut saja namanya Surya Ramadhana (memang itu nama aslinya) Surya membawa temannya yang bernama Allilah ini ketempat les kami, kebetulan gua sedang giat giatnya mengikuti les pada hari itu. AHAHAHAHA agak miris memang mendengarnya~ Ketika proses belajar di tempat les tersebut teman gua si surya surya itu keluar masuk terus deh pokoknya, dan gua bertanya tanya sendiri "niat les ga sih dia hari ini si kampret dari tadi keluar masuk kelas mulu giliran gua niat les". Entah itu keajaiban atau mungkin takdir kali yah dia pas les keluar masuk kelas mulu tapi sekarang dia dapat negeri pas tes SNMPTN di Unpad-Bandung jurusan hukum, padahal mah ga ada pantes pantesnya jadi anak hukum tuh orang, lebih pantas jadi anak seni tari atau seni rupa karena dia mempunyai wajah tampan yang sangat unik (piss sur kalau elu baca kata kata gua yang ini) OKEH, KENAPA JADI CERITAIN ELU YAH SUR.... BUKAN SI ALLILAH !!! Tapi gua ga akan ketemu allilah kalau gua ga deket sama elu. Terima kasih Surya Ramadhana :* !! Pokoknya intinya awal gua ketemu allilah itu ya *pas dulu allilah diajakin ke tempat les itu”dan gua curiga kenapa si surya keluar masuk mulu dan pas pulang gua ngeliat wanita cantik yang dia bawa :)) *skenario biar romantis*. Dan kisah awal gua bertemu itu berlajut di tema berikutnya.

Berkenalan dengan dia lalu menjemputnya pakai vespa, beat, sogun dan ga ada yang berhasil karena dia di jemput ayahnya mulu ini sebuah tema yang paling "miris" yang gua akan ceritakan KENAPA? begini ceritanya dulu kan pokoknya udeh akrab deh makanya gua berani jemput dia kerja (meskipun belum pernah bertatap muka secara langsung) tapi setidaknya kata kata ini yang memotivasi gua buat ketemu allilah apapun hasilnya "yang gagal itu yang ga pernah nyoba" padahal kalau elu pikir deh orang akan gagal pastikan pernah nyoba dulu yeh? PIKIR PAKAI LOGIKA ELU? tapi beda sama pendirian gua ini, gua tetep kokoh gua mau ketemu allilah (titik) Begini deh ceritanya yang mau gua ceritain gua udeh berusaha akan jemput allilah di tempat dia kerja dulu meskipun apapun dan siapapun gua bakal jemput karena gua tau aura orang yang sukses atau engga dengan kata lain allilah itu beda sama elu elu semua ! AHAHAHAHAHA okeh penjemputan pertama itu yang bertugas si vespa yang selalu bisa ngegoda wanita wanita dan akan gua coba ke allilah, jadi pas gua jemput gua udeh nunggu sekitar satu setengah jam atau 1 1/2 jam deh (tanya allilah kalau ga percaya) gilaaaaaaaa satu setengah jam atau 1 1/2 jam bukan waktu yang sebentar bagi orang nunggu, mungkin kalau elu yang jemput udeh pada bete, boring, atau apalah bahasa elu pada~ tapi ya itu gua setia nunggu karena aura allilah itu sukses pastinya. setelah menunggu satu setengah jam atau 1 1/2 jam dia keluar dan untuk pertama kalinya kita bertatap muka *bayangkan* disitu gua tersipu malu tapi ragu AKANKAH ALLILAH MAU TEMENAN SAMA GUA NANTINYA? ATAU AKANKAN ALLILAH MAU BERTEMAN SAMA GUA NANTINYA? DAN AKANKAH ALLILAH MAU? Sip deal allilah ternyata mau temenan ! seneng banget gua disitu, sekitar lima menit-an gua ngobrol sama dia. Dan setelah itu gua langsung ngajakin dia pulang. Ketika helm gua berikan ada sesosok lelaki menghampiri gua dan allilah, entah apa yang ada dipikiran gua cuma satu? siapa yang lelaki itu? *ceritanya panjang jadi jangan dibahas* intinya dari cerita panjang itu adalah laki laki yang menghampiri gua sama allilah adalah ayahnya allilah. gilaaaaa baru ketemuan aja sudah ada ayahnya uji nyali bangetkan. Dana karena jiwa gua jiwa anak muda yang ga gampang nyerah gua berusaha terus buat balikin allilah pulang tapi tanpa ayahnya yang jelas "karena apa?" masa iya naik vespa bertiga gila aja luh? kami bertiga merundingkan sekitar berapa lama yah kira kira? (Allilah: yah sekitar 10 menitlah ting. Kiting: iya sekitar 10 menit, lah kok ada kamu lil? masuk blog ini lewat mana? lil? lil allilah? yah dia sudah pergi lagi, hahahahaha) setelah merundingkan selama 10 menit gua memutuskan pulang sajalah karena waktu sudah malam juga waktu itu. Dan intinya "gua gagal jemput dia selama dia kerja disana" pakai motor mana aja yang jelas, dari ketiga motor yang gua sebutkan termasuk vespanya juga. Disitu gua ngerasa gagal jadi seorang cowo yang tangguh karena kalah cepat sama ayahnya allilah yang menjemputnya lebih awal, tapi tetap aja nunggunya satu setengah jam atau 1 1/2 jam. Dan gua mau langsung ketema dimana gua sama allilah "jalan jalan naik vespa nyari kantor tantenya di sudirman" kalau gua jabarin akhirnya kenapa allilah bisa naik vespa sama gua itu adalah "sama saja gua memberi rahasia gratis trik dan membuka rahasia nenek moyang". Tetapi gua asli ga main dukun atau apapun rumus gua yang tadi itu doang sebuah kata motivasi *pokoknya tulisan yang gua tebelin hitam dan miring*. Dan terlebih lagi gua sering seideologi banget sama allilah mengenai seni "ingat hal yang tak di sukai wanita bisa menjadi pedang untuk lelaki". AHAHAHAHAHAHA *ga jelas kata kata mutiaranya*. Okeh baiklah langsung ketem selanjutnya saja.

Jalan jalan naik vespa nyari kantor tantenya di sudirman sebenarnya tema yang ini tuh akan ada tema yang selanjutnya yaitu "dorong vespa (trimy) gara gara kehabisan bensin" tapi uniknya cerita gua itu pasti jelas dan beda sama karyanya Raditia dika atau si pocong pocong itu deh !!!!!!! Jadi begini ceritanya jadi kan sudah gua jelasin semua proses kenalan ketemu dan lainnya bersama allilah dan allilah pun sudah mau berteman dengan gua juga dan gua juga pasti mau banget dong temenan sama allilahnya

Okeh, suatu ketik di hari apa gitu gua smsan malamnya sama allilah cerita cerita banyak deh tentang ini itu juga dari cerita kok kenak dia, kok kamu juga kenal pokoknya dunia sempit banget deh kalau gua nanya temen temennya allilah ga jauh ga bukan ya temen gua juga. Mungkin disitu allilah punya rasa percaya sama gua entah dari mana gua tau dia percaya sama gua, hahaha tapi banyak orang yang bilang “kalau ada perempuan cerita apapun terlebih dia mau cerita tentang isi hatinya berarti elu (cowo) pasti dipercaya banget sama tuh”. Dan yang terpenting kalau dipercaya jangan bikin kecewa, NGERTI !! Langsung ke cerita jalan jalannya aja deh, jadi sekitar jam delapan pagi gua udeh berberes sama vespa siap siap jemput dia di jati mulya sana jauh deh pokoknya kenapa gua bilang jauh karena naik vespa coba naik ninja atau motor matic pasti cepet nyampenya, yakan ? yakan? Dah tuh gua sudah sampai kerumahnya lalu gua jalan dulu keliling jakarta gila men pagi jam 10an aja jakarta macet masih? Dan anehnya itu pas banget sama jadwal gua jalan sama allilah cobaan bangetkan gila ga tuh ! gua jalan ke daerah sudirman ke departemen apa gitu gua kesana dengan setelan (agak) rapi gua coba menemani allilah masuk dan yang pasti allilah rapi banget karena bakal ketemu orang penting nampaknya. Disitu gua ngeliat orang kantor pada rapi deh terkecuali gua doang,beberapa saat gua nunggu sama allilah orang yang di maksud pun datang yaitu mba mba nan catik yang mau di panggil dengan sebutan tante siapa gitu gua lupa tapi asli cantik banget, dia berdua ngobrol sedangkan gua Cuma ngeliat bareng barang diruangan itu dan diam. Setelah itu gua sama allilah cabut untuk jalan jalan kemana tau tanpa arah yang jelas hanya modal sok sok an tau jakarta gua coba ajakin allilah jalan jalan dan disinilah cerita dimulai.

Jadi tepat pukul 2 sianglah gua naik vespa dibilangan mana tau gua ga apal deh pokoknya gua jalanannya selain jalanan jakarta yang macet dan panas nama jalannya susah, okeh inget modal gua hanya “sok sok an tau jakarta” dan ingat jakarta itu luas. Tentunya disiang itu gua selalu berdoa agar ga kesasar tapi doa yang gua baca berhasil namun masalah baru muncul ? bensin vespanya habis, gimana ga habis coba dari bekasi jalan sekitar pukul 8 pagi sampai jam makan siang usai gua belum ngisi bensin dan seinget gua Cuma diisi 10 ribu men. Gua pun mendorong ke pompa bensin terdekat dan akhirnya ketemu juga, ada cerita seru pas gua dorong dorong vespanya tapi akan gua bahas sekarang nih, jadi pas gua dorong berdua si allilah banyak banget yang ngelihat dan neriakin kenapa? Kenapa? Dan kenapa? Gua si bungkam seribu bahasa kalau gua jawab apakah tuh orang pada mau ikut dorong, terkesan mirip film FTV memang tapi memang begitulah. Hahaha Dan disitu gua sadar begitu sempurnannya gua sebagai lelaki menunjukan kekuatan gua dorong dorong gua ga mau allilah keringetan buset stelan dia disiang itu lumayan artis banget rapi deh pokoknya, gua sebagai penunggang vespa sih sudah terbiasa dengan hal ini. Dan akhirnya gua menemukan pompa bensin yang sudah gua bilang tadi. Disitu gua istirahat sebentar dan melanjutkan perjalanan pulang langsung tanpa terkecuali karena selain capek gua juga ga mau kena macet dua kali.

Selang beberapa hari kemudian gua kembali mengajak allilah jalan jalan lagi tapi kali ini ke pusat perbelanjaan atau bisa di bilang mall gitulah. Haha sebelum gua menceritakan hal ini ada yang tau mall metropolitan dibekasi? Nah gua melancarkan aksi disitu sama allilah bukan aksi jahat tetapi aksi kencan pertama, iya ga yah terkesan nora sih ke mall aja pakai diceritain ke blog segala tapi ya sudah gua bilang cerita gua itu beda sama karyanya Raditia dika atau si pocong pocong itu deh dan terlebih dia orang berduakan udeh terkenal lah gua belom. Pada malam ini gua dandan seganteng gantengnya mau buruk hal kecil gua perhatikan gua ga mau rusak acara ini, hahaha gua jalan makan nonton dan sampai di puncaknya semua itu gua dan allilah pergi ke atas mall melihat pemandangan yang indah banyak bintang dan sebelah mall mm kan jalan tol dan pas banget posisinya dan keadaannya macet indah bener meeeeeeeeeeeeennnnn... elu bisa bayangin sendiri dan terlebih lagi ada kali malang yang panjang membentang beh amazingggggggggggggggg.. banget kan setelah gua beberapa lama disitu ada sosok baju putih pakai gesper, topi dan celana lalu baju seketika suasana romansti itu berubah menjadi suasana kacau men, GUA SAMA ALLILAH DI USIR ? sebenernye bukan di usir tapi karena sudah malam dan mallnya mau tutup kali yeh gua di persilahkan pergi dan keluar dari tempat terindah itu L sedih ga ? Setelah itu gua dan allilah pulang dan langsung ketawa ketawa sendiri deh di perjalanan, sebenernya masih banyak cerita di malam itu tetapi kalau gua ceritain semuanya nanti elu tau seromantis apa gua, haha ke gep deh nantinya gua :p .....

Dan cerita gua yang terakhir ini yang paling sedih diantara beberapa sedikit cerita yang gua umbar sebelumnya, sebenernya malas banget ceritaiin ini ngeri ga kuat ngeri nangis dan terlebih ngeri elu semua terhanyut dalam suasana cerita gua, tapi inilah tekat gua mau banget banget banget dan banget orang lain seneng terhadap sebuah karya kecil kecilan tetapi bisa menginspirasi J terlebih gua bakal gantiin mario teguh deh nanti kalau dia mengundurkan diri, wkwkwkwkw buru buru denger ceritanya ga ? kalau ga kita curhat dulu yuk ? gua punya beberapa pertanyaan nih ?

1.      Apa yang elu rasain ketika bertemu orang yang pure sama elu ?
2.      Pernah ga tersirat di benak pikiran elu buat memiliki orang yang pure itu ?
3.      Apa sih modal buat menjatuhkan perasaan elu (cowo) ke wanita yang pure sama elu ?
4.      Banyak yang bilang cowo itu jahat kalau setelan atau penampilannya nyentrik, bener ga sih ? (cewe)
5.      Menurut elu gua pas ga dimiripin sama josua ? ha ? jujur aja :p
6.      Setelah elu baca cerita gua ini 1 hal kecil apa yang mau elu tunjukin ke semua orang kalau cowo/cewe itu punya kesamaan kalau sedang bersama ?
7.      Terakhir, doain gua yeh biar lulus SPd dan bisa mencapai cita cita gua J

Okeh kita masuk cerita, sudah gua bilang tadikan cerita terakhir ini menyedihkan tapi mau diapain lagi udeh sesuai susunan cerita gua jadi wajib gua tulis jugalah. Jadi saat semuanya nyerah dan gagal dengan apa yang dia mau capai pasti semuanya akan berusaha lebih baik , PASTI ! begitu juga allilah dia berusaha banget dan keren dia sekarang kulaih jauh banget di UK sana, ini serius gua punya temen orang UK men elu pada mana punyakan J wkwkwkwkwk Dia memang hebat dan salut gua sama keyakinannya entah dikasih makan apa gua selalu iri kalau dia sedang berkreasi apalagi kalau dia ngobrol pakai bahasa inggris, anjir kambing banget gua ga bisa bahasa luar itu tetapi gua mau bisa tapi ga bisa bisa banget dan seenggaknya gua ngertilah men, yakan ? jangan taunya are you slipi doang ..... hahaa itumah bule bule yang bahasa kasarnya ngerantau karena di negerinya ga bisa apa apa, tapi kesannya bangsa kita jadi pelarian banget deh :p hahaha tapi emang bener yeh ! yaudah cukup sedikit aja kisah sedihnya tapi sewaktu waktu ceritanya akan gua tambahin dan gua edit lagi tetap update yah twitter dan blog kalian. Dan terima kasih buat semua orang yang udeh ada dicerita ini.

Minggu, 16 September 2012

Kenangan Kepada Seorang Demonstran Soe Hok Gie

Enam belas Desember 30 tahun lalu, Soe Hok Gie, tokoh mahasiswa dan pemuda, meninggal dunia di puncak G. Semeru, bersama Idhan Dhanvantari Lubis. Sosok dan sikapnya sebagai pemikir, penulis, juga aktivis yang berani, coba ditampilkan Rudy Badil, yang mewakili rekan lainnya, Aristides (Tides) Katoppo, Wiwiek A. Wiyana, A. Rachman (Maman), Herman O. Lantang dan almarhum Freddy Lasut.

"Siap-siap kalau mau ikut naik lagi ke Gunung Semeru. Kasih kabar secepatnya, sebab harus ada persiapan di musim penghujan Desember, juga pertengahan Desember itu bulan puasa Ramadhan," kata Herman O. Lantang, mantan pimpinan pendakian Musibah Semeru 1969, yang masih amat bugar di umurnya yang sudah lewat 57 tahun.

Terkejut dan tersentuh juga saya saat mendengar ajakan Herman itu. Dia merencanakan membentuk tim kecil untuk mendaki puncak Semeru lagi Desember ini, sambil memperingati 30 tahun meninggalnya dua sobat lama kami, Soe Hok Gie dan Idhan Lubis. "Kita juga akan berdoa, sekalian mengenang Freddy Lasut yang meninggal beberapa bulan lalu," lanjutnya.

Soe meninggal dunia saat baru berumur 27 tahun kurang sehari. Idhan malah baru 20 tahun. "Tanpa terasa Soe sudah tiga dasawarsa meninggalkan kita sejak Orde Baru ... perkembangan yang terjadi di Tanah Air dalam dua tahun terakhir ini, khususnya gerakan mahasiswa yang telah menggulingkan pemerintahan Orde Baru, mengingatkan kita kembali pada situasi tahun 1960-an, ketika Soe masih menjadi aktivis mahasiswa kala itu," begitu bunyi naskah buku kecil acara "Mengenang Seorang Demonstran", (berisikan antara lain diskusi panel soal bangsa dan negara Indonesia ini), yang bakal diselenggarakan Iluni FSUI dan Alumni Mapala UI.

Sebuah Tanya


“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”


ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

seindah pasir semeru
seharum bunga abadi pangrango
selantang suaramu
dan untuk almamatermu
kau berjuang.
GIE,

Menurut Kamu, Aku Ganteng Nggak Sih?


Kata apa yang kamu gunakan untuk mengganti "cakep" dengan kata yang sama baiknya?

Maksud saya begini, ketika ada teman yang bertanya soal apakah perempuan A atau lelaki B cakep, dan kebetulan orang yang dibicarakan itu nyatanya tidak cakep menurut versi kita, biasanya kita sedikit memutar otak untuk mencari kata yang tepat. Tentu saja berbeda kalau kondisinya memang orang yang dibicarakan itu, bukan teman kita.

"Si A kayak gimana sih orangnya, cakep?"

Kita pasti bakal langsung menjawab, "Nggak!"

Tapi, kalau yang dibicarakan itu teman kita...

"Si A cakep nggak sih?"

...terdiam beberapa detik. Mencari kata yang tepat, karena walau bagaimanapun itu teman kita yang sedang dibicarakan. Dan setelah mendapat kata yang tepat, kita paling menjawabnya dengan "Baek", "Keren", "Pinter", "Asik", atau "Lumayan lah."

Saya yakin, kamu pernah terlibat dalam situasi begitu. Dan bicara soal kriteria cakep atau ganteng, saya punya pengalaman. Berikut ini, obrolan saya dengan Tetta di suatu hari. Saya lupa, apakah ini obrolan via telepon atau tatap muka.

"Sayang, menurut kamu, aku ganteng nggak sih?"

pacar saya, terdiam beberapa detik...

"Kenapa sih kamu nanya begitu? Kamu kan tau, alesan aku nerima kamu jadi pacar, bukan semata-mata karena penampilan."

[hehehe. maklum, jaman jomblo dulu, saya sering bertanya dalam hati, mungkin karena saya berantakan, tidak ganteng, makanya susah dapet cewek. sekarang sih, saya sudah termasuk rapi. rambut pendek, kumis dan jenggot dicukur. dulu, kadar ke-mamang-mamangan saya sangat besar. hahaha.]

"Iya, tapi aku pengen tau, menurut kamu, aku ganteng nggak?"

"Hmmm. Menurut kamu, siapa coba orang yang bisa disebut ganteng?"

...

"Brad Pitt, Tom Hansen."

"Nah, berarti sama kan persepsi kita soal standar ganteng. Silakan nilai aja sendiri."


...

:))

Sabtu, 15 September 2012

oknum tambun datang kerumahku ? ada apa ? istimewa ?

Okeh singkat banget yah setelah dia datang siang tepatnya pukul 14.00 kurang lebih, saya sedang asik menikmati sebuah acara tv disiang itu. Suatu ketika pada hari itu adalah dimana hari aku berulang tahun dan betapa istimewanya bukan? memang terdengar lebih atau lebay, namun itulah istimewa karena dilihat bukan karena hasil melainkan prosesnya.

Sedikit agak mengejutkan sih tapi mau bagaimana lagi, pakaian sedang buruk se buruknya mahasiswa liburan dirumah nganggur ? hahaha tapi ketika dia sudi untuk masuk aku langsung bergegas rapi (Gantengnya aku waktu itu) tepat pukul 3 kami semua menikmati sebuah hidangan pembuka lalu bercerita apakah anda sudah merencanakan semua ini ? iya "jawabnya" aku terhenga dan terperanga betapa tidak siang itu panas dan panas itu membuat kita takut ? betul tidak ? dia memang wanita yang selama ini aku ************* sedikit sensor aga aku mengungkap didepannya saja.

Ohh ya aku melihat dia membawa sebuah kado untukku, mungkin itu adalah kode bahwa dia memperhatikanku atau hanya membuatku terlupa akan baik dan bijaksananya dirimu ? singkat cerita kamipun langsung bergegas dan pergi meninggalkan tempat dimana kami bisa bercanda tawa siang itu kedua kawanku yang mengantarnya segera pulang dan akupun menikmati indahnya petang bersamanya sore itu.


Terima kasih untuk alin ardi dan faisal di siang itu.

jawaban, jawaban, jawaban, dan jawaban


sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku

sampaikanlah pada bapakku
aku mencari jalan atas
semua keresahan-keresahan ini
kegelisahan manusia

retaplah malam yg dingin
retaplah malam yg dingin
retaplah malam yg dingin
retaplah malam yg dingin

tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan

berbagi waktu dengan alam
kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
hakikat manusia
keadilan, keadilan

retaplah malam yg dingin
retaplah malam yg dingin
retaplah malam yg dingin
retaplah malam yg dingin

*akan aku telusuri
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban

Selasa, 11 September 2012

First Time for Everything


There's always first time for everything, begitu kata orang.

Dan, inilah tulisan pertama saya di sini. Bicara soal pertama kali. Bukankah saat pertama itu, selalu punya sensasi tersendiri? Kamu masih ingat rasanya pertama kali punya pacar? Sialan. Kenapa juga mesti topik pacar yang saya ungkap pertama kali? Maaf, mohon maklum. Bukan apa-apa, sekarang ini saya sedang tidak punya pacar. Lonely, loser and low life! Hahaha.

Oke, balik lagi ke perasaan pertama kali itu. Kalau saya, perasaan saya bahagia sekali! Saya yakin bukan hanya saya yang merasa bahagia. Seperti melayang, dibawa ke langit! Berlebihan, mungkin. Tapi, itu yang saya rasakan. Lalu, masih ingat juga, bagaimana rasanya diputusin pacar? Hahaha. Serasa jatuh dari langit, bukan? Dan, masih ingat rasanya hari pertama sekolah? Saat pertama kali berada di panggung, di depan banyak orang? Atau, saat pertama kali naik pesawat terbang? Pertama kali berkunjung ke Bali? Atau ke pulau lain yang mungkin sebelumnya belum pernah kamu kunjungi.

Saya yakin, perasaan senang campur tegang itu selalu muncul di saat-saat kita merasakan hal pertama kita. Maaf kalau kamu belum merasakan apa yang saya sebut di atas tadi. Tapi, mudah-mudahan kalau akhirnya kamu bisa merasakannya pertama kali, kamu ingat apa yang saya tulis di sini.

Satu yang pasti, ketika saya sampai pada titik first time tadi, seakan penantian yang kadang cukup panjang itu, jadi tidak terasa panjang lagi. Rasa penasaran saya, akhirnya bisa terpuaskan juga. Dan, mungkin itu yang menarik dari first time. Pertanyaan dan impian kita akhirnya bisa terjawab juga! Kalimat seperti, "Oh, jadi begini ya rasanya." meluncur di dalam benak. Wajar saja, sebelumnya saya punya pikiran, "Kapaan ya saya bisa merasakan ini, atau itu?" Dan yang namanya manusia, ketika keinginannya bisa terpenuhi tentu saja akan senang.

Tapi, manusia juga tidak pernah puas. Ketika akhirnya saya bisa merasakan first time untuk sesuatu, pasti keinginan merasakan first time yang lain muncul. Dan, karena itulah saya yakin, selama kita hidup, perasaan seperti ini akan selalu ada. Setelah ini, akan ada first time yang lain.

Ah, sudahlah. Terlalu panjang untuk membicarakan itu. Saya yakin kamu mengerti maksud saya. Saya hanya ingin berbagi cerita dengan kamu soal first time. Mudah-mudahan kamu bisa merasakan apa yang juga saya rasakan waktu menulis ini. Agaknya saya harus segera akhiri tulisan ini. Sebelum melantur terlalu jauh. 

Salam, Tino Fidyantoro

Dont Go Away

A Cold and frosty morning there's not a lot to say 

About the things caught in my mind


As the day was dawning my plane flew away

With all the things caught in my mind

And I wanna be there when you're... 

Coming down


And I wanna be there when you hit the ground

So don't go away say what you say

But say that you'll stay

Forever and a day...in the time of my life


Cos I need more time yes I need more time

Just to make things right

Damn my situation and the games I have to play

With all the things caught in my mind

Damn my education I can't find the words to say

About all the things caught in my mind

Me and you what's going on?

All we seem to know is how to show

The feelings that are wrong




Di Bawah Matahari

Di bawah matahari

kami bermain, bekerja, dan bernyanyi
di tanah lapang, sawah, dan ladang
terhampar di bawah matahari

Di bawah matahari

kami mengolah, membangun, dan menanam
bukit, kota dan gunung
terhampar di bawah matahari

Di bawah matahari

kami berjanji, berbakti dan setia
pada ibu pertiwi
dengan jiwa dan darah kami

Rabu, 05 September 2012

Soleh Solihun


Tentang Mimpi Masa Kecil

Ini baru terlintas beberapa saat lalu.

Kamu pasti punya keinginan atau impian sejak kecil. Bisa jadi berupa hal yang kamu inginkan atau kamu lakukan. Ini beberapa mimpi masa kecil saya yang bisa terwujud [walaupun kadarnya tidak seideal seperti yang diimpikan].

Velg Bintang
Pertengahan tahun ’80-an, rasanya salah satu trend anak kecil adalah punya sepeda BMX. Saya termasuk yang beruntung bisa dibelikan. Tapi, begitu melihat ada anak lain dengan velg bintang, saya jadi iri. Velg itu terlihat lebih jantan. Lebih gagah. :P Hingga trend berganti ke trend mountain bike, saya tidak pernah punya sepeda BMX dengan velg bintang. Dan ketika kuliah dibelikan Honda GL Pro, mimpi itu datang lagi. Saya ingin motor saya ber-velg bintang alias racing. Tapi ayah tidak pernah mau mewujudkannya. Dibelikan motor saja sudah bagus sebenarnya. Dan saya terlalu bokek untuk bisa menabung guna membeli velg racing. Baru lebaran tahun 2006 kemarin saya bisa mewujudkannya. Ah, indahnya kebijakan THR! Alhamdulillah.

Jaket Kulit
Sejak menonton film Grease, saya jatuh cinta dengan jaket kulit ala bikers. Mungkin karena alasan gagah atau jantan. Hehe. Saya baru bisa mendapatkan jaket kulit tahun ’99. Belum seperti yang saya inginkan. Hanya jaket kulit biasa, dengan dua kantong di samping. Maklum, pemberian ayah. Akhirnya, di tahun 2001 saya bisa memiliki jaket kulit idaman. Itu pun karena dapat uang kaget setelah ikut pameran mewakili kampus.

Ikut pertandingan bela diriSaya penggemar film-film silat atau kung fu. Dan saya selalu ingin ada di dalam pertandingan bela diri, satu lawan satu. Disaksikan banyak orang, seperti di banyak film. Ini terwujud medio ’96. Di SMA, saya ikut Merpati Putih. Saya jadi Ketua Kelompok Latihan, alias ketua ekskul. Nah, waktu ada pertandingan silat antar SMA se-Jawa Barat, saya ikut jadi atlet. Bukan semata-mata karena saya jago sebenarnya. Tapi karena pengaruh kekuasaan. Haha. Saya berhasil meyakinkan sekolah untuk mendanai atletnya, di setiap kelas. Saya masuk di kelas C pria [50 – 55 kg]. Kebetulan, di kelas itu, hanya saya yang aktif. :D Pertandingan pertama, saya bisa mengalahkan si lawan pertama. Tapi di pertandingan kedua, saya kalah oleh anak yang sosok pendek kekarnya mengingatkan saya pada karakter Chong Li di Bloodsport dengan kalimat “You are next”-nya itu. Mungkin karena sejak awal saya sudah ciut melihat sosoknya. Mungkin karena saya kurang tidur malam sebelumnya. Mungkin karena saya yang hanya berlatih tiga bulan. Pertandingan ini membuat gigi saya patah.

Bicara di depan banyak orangSejak kecil saya sering membayangkan diri saya ada di depan banyak orang. Ratusan mungkin ribuan. Dan mereka menuruti apa yang saya katakan. Ini terwujud di kampus di acara ospek dan pertandingan antarkampus. Tahun ’99 dan 2000, lapangan basket Dipati Ukur kampus Unpad jadi tempat bertemunya fakultas se-Unpad. [btw, Donna Agnesia salah satu bintangnya di pertandingan ini. Dia atlet dari Hukum Unpad. Jadi, kalau mereka bertanding, dijamin mata segar.] Era itu, saya sering bawa TOA ke sana. Saya ledeki kampus lain [kecuali Donna. Soalnya susah meledeknya, Sudah cantik, jago pula. Hehe]. Saya ajak teman-teman kampus untuk ikut berteriak menyemangati tim kami. Ah, sungguh sebuah onani psikilogis yang menyenangkan. :P

Manggung dengan kelompok musikPertama kali mimpi ini terwujud, medio 2000. Karena saya sering berjaket kulit, rambut gondrong, akhirnya teman saya, Dido yang juga vokalis band skinhead bernama The Real Enemy mengajak saya jadi vokalis tamu membawakan “The KKK Took My Baby Away”. Dari situ, teman lain mengajak saya di band mereka yang membawakan lagu-lagu The Rolling Stones. Saya bermain harmonika. Mereka mengajak saya karena sering mendengar saya bermain harmonika ketika nongkrong. [oya, harmonika adalah salah satu impian masa kecil saya juga, yang baru terwujud ketika SMA]. Padahal, saya bermain harmonika untuk mengusir rasa bosan waktu SMA. Bukan untuk orang lain. Maklum, saya sering mendapati sendirian di sekolah. Teman se-angkatan sudah pulang. Adik kelas masih belajar. Satu-satunya teman, ya harmonika. Hasilnya, saya bermain harmonika dengan jelek di dua band. Cikuda Stones Complex yang berkembang jadi Fikom Stones Lovers. Tahun 2002, saya diajak bergabung di band kampus bernama Lalieur Laleuleus Paregel. Kali ini saya memainkan peran saya dengan baik. Sebagai MC juga provokator juga propagandis. Dan bernyanyi di bagian refrain. Kalau ramai-ramai, suara fals saya tidak terlalu terdengar. Hehe.

Ada di media massaMungkin ini sisi dari diri saya yang ingin dapat perhatian, dikenal banyak orang. Makanya, sejak SMP hingga kuliah saya suka corat-coret tembok. Dan ketika saya diminta siaran di I Radio Jakarta, tentu saja saya senang bukan main. Salah satu anugerah paling indah dalam hidup. Tanpa susah payah, saya bisa siaran di prime time selama tiga bulan. Sayang, GM Trax sialan menjegal karir saya. Untungnya, itu masih bisa tersalurkan lewat majalah. Dan terima kasih juga pada teknologi internet tentunya. Ini membuat orang dengan mimpi yang sama seperti saya cukup terbantu.

Termasuk juga kamu, mungkin.

Ini ketika saya mencoba mencukur disalah satu pangkas rambut terkaya dan terkeren yang pernah saya kunjungi, buat saya ini adalah pengalaman pertama yaitu tempat pangkas yang ada TV dan AC-nya ? wow !! namun seperti biasa rambut saya susah untuk dicukur -_____-


 Dan ini adalah contoh rambut yang sangat ganas ! jangan tiru ini yang teman teman, ngerinya nanti tukang cukurnya pingsan dan bercanda pas mencukur anda dan anehnya setiap saya mau cukur pasti disuruh keramas dua kali !

Dan betapa tampannya (dia) ketika rambut hitam nan tegar yang selalu ditakuti nyamuk, pencukur dan juga sisir pun harus hilang karena ulah kampus yang selalu melarang saya seperti ini :(



sekian dari saya mahasiswa yang tersakiti oleh tukang cukur
TINO FIDYANTORO !

BIOGRAFY OF THE CURE


THE CURE


It all started in 1976 as 'Easy Cure', formed by Robert Smith (vocals, guitar) along with schoolmates Michael Dempsey (bass), Lol Tolhurst (drums) and local guitar hero Porl Thompson. They began writing and demoing their own songs almost immediately, playing throughout 1977 in Southern England to an ever growing army of fans. In 1978 the 'Easy' was dropped, along with Porl, and an eager trio now known simply as The Cure were quickly signed to Chris Parry's new Fiction label.
In May 1979 their debut album Three Imaginary Boys was released to great acclaim, and as the band toured extensively around the UK, the singles “Boys Don't Cry” and “Jumping Someone Else's Train” were released. Michael left the band at the end of the year, and Simon Gallup (bass) and Matthieu Hartley (keyboards) joined. In early 1980 the 4-piece Cure embarked on an exploration of the darker side of Robert's song-writing, and emerged with the minimalist classic Seventeen Seconds, along with their first bona-fide 'hit single' “A Forest.”
After an intense world tour Matthieu left the group, and in early 1981 the trio recorded an album of mournful atmospheric soundscapes entitled Faith, which included another successful single in “Primary.” The band then set out on a second global trek, named “The Picture Tour,” during which they released the non-album single “Charlotte Sometimes.” In 1982 The Cure went back into the studio, and their increasingly ugly fascination with despair and decay culminated in the unrelenting sonic attack of Pornography. An intensely volatile tour ensued, and the single “The Hanging Garden” was released just as Simon left the band.
After pushing the limits of excess, Robert felt he had to change things, and did so by 'going pop' again. Rejuvenated, the now 2-piece Cure released their first real dance single, the cheesy “Let's Go To Bed,” and during the making of the accompanying video forged a colorful and lasting relationship with director Tim Pope. The band continued into 1983 with the groovy electronic dance of “The Walk,” followed by the demented cartoon jazz of “The Lovecats.” In 1984 The Top was released, a strange hallucinogenic mix, which contained the infectiously psychedelic single “The Caterpillar.” The world ‘Top Tour’ saw the band expand to a 5-piece, with the addition of Andy Anderson (drums) and Phil Thornalley (bass), and the return of Porl Thompson (guitar).
The new Cure sound was captured live for the album Concert. Andy and Phil left soon after the end of the tour, and were replaced by Boris Williams (drums) and further returnee Simon Gallup (bass). This new incarnation started work on 1985's The Head On The Door with a very real sense of 'something happening'... The vibrant hit single “Inbetween Days” was followed up by “Close To Me,” and the ensuing world tour paved the way for the massive success of the singles collection Standing On A Beach in 1986. That summer saw the band headline the Glastonbury Festival for the first time, and a year of extensive gigs and festivals was crowned by Tim Pope's live concert film The Cure In Orange.
In 1987 The Cure brought out Kiss Me Kiss Me Kiss Me, an immense double album of extreme and extraordinary stylistic range, and with the arrival of Roger O'Donnell on keyboards the 6-piece Cure traveled the world with the 'Kissing Tour', enjoying 4 more hit singles along the way. The wonderfully atmospheric Disintegration was demoed in 1988 and released in 1989, and despite being a work of powerful brooding grandeur, it too gave rise to 4 hit singles. The awesome 'Prayer Tour' that followed, with the band back down to a 5-piece following the departure of Lol Tolhurst, included some of The Cure's best performances to date, and was captured live for the album Entreat.
In early 1990 Roger O'Donnell left the group, and was replaced by long-time band friend Perry Bamonte, just in time for a series of headlining European festival shows that included the band's second Glastonbury headline slot. The album Mixed Up was released, supported by the re-mixed singles “Never Enough,” “Close To Me” and “A Forest,” and in 1991 The Cure at last won some long overdue “home” recognition with a Brit Award for “Best British Group.”
In 1992 they produced Wish, a richly diverse multi-faceted guitar driven album hailed by some as their best work to date. It spawned 3 fabulous hit singles, and the glorious ‘Wish Tour' that followed was a worldwide sell-out. The sheer power of the shows inspired the release of two live works in 1993, Paris and Show. Immediately after the tour ended, guitarist Porl Thompson left the band again (this time with a smile!), and The Cure headlined the XFM 'Great Xpectations Show' in London's Finsbury Park as a 4-piece. The band also contributed '”Burn” to the film ‘The Crow’ and covered “Purple Haze” for the Hendrix tribute album 'Stone Free'.
In 1994 Boris Williams decided to move on, and in early 1995 Jason Cooper took up residency behind the drum kit, with Roger O'Donnell rejoining once more on keyboards. Work on the next album was interspersed with recording “Dredd Song” for the film ‘Judge Dredd’, a cover of Bowie's “Young Americans” for an XFM album, and headlining several major European festivals, including the 25th Glastonbury. Wild Mood Swings was released in 1996, and went straight into almost every top ten around the world. The Cure hit the road once more with 'The Swing Tour', their longest to date, and released 4 more singles.
Galore, the follow up singles and video compilation to Standing On A Beach, was released in 1997, after which work took place in 1998 on a variety of projects, including “More than This” for the ‘X Files’ album, and a memorable appearance by Robert in the TV cartoon show ‘South Park’! In 1999 the band completed the recording and mixing of what many regarded as their best studio album so far, the Grammy Nominated Bloodflowers. With it's release in 2000 the band set off on the massive world-wide ‘Dreamtour' - playing to more than a million people in 9 months.
2001 saw the long awaited release of the Cure's Greatest Hits album, which featured all the band's biggest selling singles along with 2 new songs, the elegiac “Cut Here” and the ebullient “Just Say Yes,” a duet with Saffron. This year also saw the end of the group's relationship with Fiction Records, the label they had been instrumental in starting 23 years before.
In 2002 the band spent the summer headlining a number of European Festivals before going into rehearsals for two very special nights in November at the Tempodrom Berlin, where they performed all the tracks from Pornography, Disintegration and Bloodflowers plus encores! Both performances were shot in Hi-Def video on 12 cameras, and  released on DVD as Trilogy.
In 2003 another chapter of The Cure story opened, the band signing a 3 album global deal with the Geffen label. 2004 saw the release of Join the Dots, a 4cd Box set compiled by Robert of all the B-sides and Rarities, followed by the widely acclaimed new album The Cure, co-produced with the renowned Ross Robinson. 3 singles, “The End Of The World”, “alt.end” and “Taking Off” all hit big, and another hugely successful world tour ensued, with the 23 date North American Curiosa Festival leg especially notable for seeing the band supported by a number of hand picked younger bands including Interpol, Mogwai, The Rapture and Muse. The year ended with an MTV Icon Award presented at a special televised London show.
In 2005 Perry Bamonte and Roger O’Donnell left the band and Porl Thompson joined for a third time. The quartet’s debut show was headlining Live 8 Paris, followed by a number of other summer European Festivals. The first four Cure albums (Three Imaginary Boys, Seventeen Seconds, Faith and Pornography) were re-released, with Robert providing 'rarities' for Deluxe Edition extras CD's, as part of an ongoing campaign to re-master and re-issue all the Cure albums. Immediately after closing a week of Teenage Cancer Trust Shows at the Royal Albert Hall in April 2006, the band started recording their 13th studio album, breaking off in June to allow Robert to work on a live DVD. In August the second set of re-releases (The Top, The Head On The Door, Kiss Me Kiss Me Kiss Me) was released, each album as a 2CD Deluxe Edition, along with 1983’s Glove album Blue Sunshine. In November Festival 2005, a 155 minute 5.1 DVD comprising a 30 song selection of live performances captured the previous summer by a mix of fans, crew and ‘on-the-night-big-screen cameras’, was put out.
Spring 2007 saw The Cure headline the Miami Ultra Music Festival before heading back into the studio to continue work on new songs. The 11 show Australasian leg of ‘The Cure 4Tour 2007-2008’ kicked off in July with a headline slot at the Fuji Rock Festival, the band’s first performance in Japan since 1984, before moving on through Hong Kong, Singapore, Australia and New Zealand. In October the band headlined the San Francisco Download Festival, before playing 3 wild nights in Mexico City at the Palacio de los Deportes, followed by an outstanding performance at the MTV Latin America Awards.
In February 2008 The Cure kicked off the 23 date European leg of ‘The 4Tour’, and in May released “The Only One”, the first of 4 singles to be released every 13th of the month for 4 months. “Freakshow”, “Sleep When I’m Dead” and “The Perfect Boy” followed, and as the band continued ‘The 4Tour’ with a sell-out 27 date North American leg, all 4 singles reached #1 on the Billboard chart. Indeed, for one remarkable week in August, 4 Cure singles were in the USA Top 20 at the same time! In September the “Hypnagogic States” EP was released, featuring remixes of the first 4 singles by acclaimed younger artists Gerard Way (My Chemical Romance), Pete Wentz & Patrick Stump (Fall Out Boy), Jade Puget (AFI) and 30 Seconds To Mars. 4Tour support band 65 Days Of Static joined in the fun, remixing all four singles as one track. All artist royalties from this EP were donated to the International Red Cross.
In October, 2 weeks prior to release, the new album 4:13 Dream was performed in its 13 song entirety by The Cure  at a live broadcast MTV event in the Piazza San Giovanni in Rome before an estimated crowd of 75,000 and a TV audience of 10 million. The reaction to the event was awesome, with many critics and fans acclaiming the band's 13th studio album as a bona fide classic. The Cure finished the year in LA, playing a legendary 'Myspace Secret Show' at the Troubadour, followed by a memorable closing set at KROQ's 'Almost Acoustic Christmas'.
February 2009 saw the band celebrating their NME 'Godlike Genius' Award with two rousing shows performed at the Brixton Academy and the O2 Arena, followed in March by yet another visit to the west coast of America for an intimate performance at the Las Vegas Pearl Theatre, and a stirringly defiant broken-handed headline slot at the Coachella Valley Music and Arts Festival. The rest of 2009 was taken up with a number of unusual collaborations, personal projects and work on restoring, transferring and digitizing the entire Cure back catalogue.
In May 2010 the next phase of re-mastered album re-releases begins with Disintegration, Robert once again providing 'rarities' for a Deluxe Edition extras CD, as well as new mixes of the whole album played live in London 1989, released as Entreat Plus.
And the story continues...
(Tim Brothers)